Profil Desa Pagerpelah
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagerpelah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menelusuri profil Desa Pagerpelah, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Mengungkap data geografis, demografi, potensi ekonomi berbasis pertanian dan peternakan, serta kekayaan budaya lokal yang menjadi identitas masyarakatnya di tengah perbuk
-
Profil Geografis
Terletak di wilayah perbukitan Kecamatan Karangkobar dengan ketinggian rata-rata 770 meter di atas permukaan laut.
-
Potensi Ekonomi Unggulan
Memiliki potensi di sektor agraris, khususnya pertanian hortikultura dan peternakan kambing yang didukung oleh kelembagaan BUMDes.
-
Kekayaan Budaya Lokal
Menjaga dan melestarikan tradisi budaya lokal, salah satunya kesenian "Ngelik, Sholawat Jawa", sebagai bagian dari identitas dan kearifan masyarakat.

Terletak di antara kontur perbukitan yang menjadi ciri khas dataran tinggi Banjarnegara, Desa Pagerpelah hadir sebagai sebuah entitas pedesaan yang dinamis. Secara administratif, desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Dengan topografi yang didominasi oleh perbukitan, Pagerpelah tidak hanya menawarkan bentang alam yang asri, namun juga menyimpan beragam potensi, mulai dari sektor pertanian dan peternakan hingga kekayaan budaya yang terus dijaga oleh masyarakatnya. Keberadaannya menjadi salah satu simpul penting dalam struktur sosial dan ekonomi di wilayah Karangkobar, yang terus beradaptasi dengan tantangan zaman sambil memegang teguh kearifan lokal.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Pagerpelah berada pada ketinggian rata-rata 770 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya salah satu wilayah yang berhawa sejuk di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan data dari publikasi "Kecamatan Karangkobar dalam Angka 2019" oleh Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Pagerpelah tercatat seluas 291,995 hektare atau sekitar 9,10% dari total luas Kecamatan Karangkobar.
Batas-batas wilayah Desa Pagerpelah yakni sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Karangkobar
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Wanayasa
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Gumelar
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Sampang dan Desa Kaligintung
Mengenai data kependudukan, catatan registrasi penduduk pada tahun 2008 menunjukkan jumlah penduduk Desa Pagerpelah sebanyak 1.811 jiwa. Meskipun data terbaru belum secara spesifik dirilis dalam publikasi yang dapat diakses publik, dinamika kependudukan terus berjalan seiring dengan perkembangan wilayah. Kepadatan penduduk pada tahun tersebut menunjukkan tingkat hunian yang relatif seimbang dengan luas wilayah yang ada, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal untuk pemukiman dan kegiatan agraris. Pemerintahan desa dijalankan oleh seorang Kepala Desa, yang berdasarkan hasil pemilihan kepala desa serentak pada awal tahun 2024, dijabat oleh Bapak Sukar.
Potensi Ekonomi dan Pembangunan Desa
Perekonomian Desa Pagerpelah bertumpu pada sektor agraris, yang didukung oleh kondisi alam yang subur. Lahan pertanian yang terhampar di lereng-lereng perbukitan dimanfaatkan oleh warga untuk menanam berbagai komoditas hortikultura. Iklim yang sejuk sangat mendukung pertumbuhan tanaman sayur-mayur, palawija, serta tanaman perkebunan seperti kopi dan kapulaga, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat.
Selain pertanian, sektor peternakan juga menunjukkan potensi yang signifikan. Secara khusus, pengembangan ternak kambing menjadi salah satu fokus kegiatan ekonomi warga. Untuk mendukung dan memajukan potensi ini, pemerintah desa bersama masyarakat telah menginisiasi pembentukan lembaga ekonomi desa. Salah satu pilar utamanya ialah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "PAPEL SEJAHTERA". BUMDes ini didirikan secara resmi melalui Peraturan Desa (PERDES) Nomor 11 Tahun 2020. Kehadiran BUMDes diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal, mengelola potensi peternakan secara lebih profesional, mulai dari penyediaan pakan, pembibitan, hingga pemasaran hasil ternak, sehingga memberikan nilai tambah bagi para peternak di Desa Pagerpelah.
Infrastruktur desa, termasuk akses jalan dan sarana pendukung lainnya, terus diupayakan peningkatannya oleh pemerintah desa untuk melancarkan distribusi hasil bumi dan mobilitas warga. Pada awal tahun 2025, desa ini juga telah melaksanakan tahapan penting dalam tata kelola pemerintahan melalui "Musyawarah Pembentukan Panitia Penjaringan Perangkat Desa", sebuah langkah strategis untuk memastikan roda pemerintahan berjalan dengan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.
Kehidupan Sosial dan Kekayaan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Pagerpelah diwarnai oleh semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal yang kuat. Hubungan antarwarga yang erat menjadi fondasi utama dalam menjaga keharmonisan dan menyelesaikan berbagai persoalan komunal. Berbagai kegiatan kemasyarakatan, mulai dari kerja bakti hingga perayaan hari besar, menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi.
Salah satu aspek menonjol dari kehidupan sosial di Pagerpelah ialah pelestarian budaya. Desa ini menjadi salah satu basis penting bagi keberlangsungan kesenian tradisional "Ngelik, Sholawat Jawa". Tradisi lisan yang memadukan selawat dengan langgam Jawa ini sempat berada di ambang kepunahan. Namun berkat inisiatif dari para pegiat budaya dan dukungan masyarakat setempat, kesenian ini kembali diminati, khususnya oleh kalangan generasi muda. Upaya pendokumentasian dan pengenalan tradisi ini melalui berbagai media, termasuk film, berhasil membangkitkan kembali minat untuk mempelajari dan mementaskan "Ngelik".
Inisiatif pelestarian budaya ini tidak hanya penting untuk menjaga warisan leluhur, tetapi juga berfungsi sebagai medium pendidikan karakter dan penguatan identitas lokal di tengah arus globalisasi. Keberhasilan Desa Pagerpelah dalam merevitalisasi tradisi ini menunjukkan komitmen masyarakatnya dalam menjaga harmoni antara kemajuan zaman dan akar budaya yang menjadi jati diri mereka.
Sebagai penutup, Desa Pagerpelah merepresentasikan potret sebuah desa di dataran tinggi Jawa yang terus bergerak maju. Dengan memadukan optimalisasi potensi sumber daya alam di sektor pertanian dan peternakan dengan pelestarian budaya yang adiluhung, desa ini membangun fondasi yang kokoh untuk kesejahteraan warganya. Dukungan kelembagaan seperti BUMDes dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang di masa depan.